![]() |
Ajarkan anak untuk tidak menghindari konflik, tetapi mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang baik |
Lain lagi dengan Ana dan Fifi, mereka sudah hampir seminggu tidak bertegur sapa. Masalahnya karena Fifi pernah mengatakan jepit rambut Ana jelek, harganya murah, belinya cuma di warung, tidak di mall. Ana tersinggung, karena meskipun jepitnya murah dan hanya beli di warung tetapi Ana membelinya dengan menabung uang sakunya selama 3 hari. Mereka pun akhirnya tidak bertegur sapa selama berhari-hari.
Ketika anak-anak mulai bersosialisasi, yang namanya konflik kadang tidak terhindarkan. Masalahnya bisa sangat beragam, mulai dari berebut mainan, merusakkan mainan, berbeda pendapat, tersinggung dengan omongan teman, posesif terhadap teman dan sebagainya. Akibatnya pun bisa beragam, dari mulai saling mendiamkan, saling mengejek, atau bahkan sampai berkelahi.
Ajarkan anak-anak untuk tidak menghindari konflik, tetapi mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang baik. Menghindari konflik karena takut hanya membuat pribadi anak menjadi permisif, takut mengekspresikan diri, bahkan tidak percaya diri. Anak bisa mengatakan "Aku tidak suka" atau "Aku tidak mau" diperlakukan seperti itu, misalnya. Prinsipnya, ajarkan anak untuk menyelesaikan konfliknya. Bila anak salah, ajarkan untuk secara ksatria meminta maaf, seperti yang dilakukan Dodi pada akhirnya. Apabila teman sudah meminta maaf dengan tulus, ya dimaafkan, agar persoalan segera selesai dan dapat bermain bersama dengan nyaman.
Dalam sebuah konflik, dibutuhkan sebuah resolusi, masalahnya resolusi tidak bisa didapat bila kedua belah pihak bersikukuh merasa paling benar. Berbeda pendapat adalah hal yang wajar, yang penting tidak memaksakan pendapat tersebut pada orang lain.
ines, 16 juli 2012
0 komentar:
Posting Komentar