Senin, 16 Juli 2012

MENYELESAIKAN KONFLIK

Ajarkan anak untuk tidak menghindari konflik,
tetapi mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang baik
Tomi dan Dodi bertengkar hebat, tidak berhenti di situ, akhirnya mereka berkelahi. Masalahnya sepele, Dodi meminjam mainan Tomi dan mainan tersebut rusak. Meskipun tidak sengaja, Tomi tetap saja merasa kecewa karena Dodi tidak menjaga mainannya dengan baik. Karena keduanya bersikeras, maka perkelahian pun terjadi. Untung Bu Winda, guru kelas IV segera dating untuk melerai. Dodi pun akhirnya meminta maaf pada Tomi dan Tomi mau memaafkan.

Lain lagi dengan Ana dan Fifi, mereka sudah hampir seminggu tidak bertegur sapa. Masalahnya karena Fifi pernah mengatakan jepit rambut Ana jelek, harganya murah, belinya cuma di warung, tidak di mall. Ana tersinggung, karena meskipun jepitnya murah dan hanya beli di warung tetapi Ana membelinya dengan menabung uang sakunya selama 3 hari. Mereka pun akhirnya tidak bertegur sapa selama berhari-hari.
Ketika anak-anak mulai bersosialisasi, yang namanya konflik kadang tidak terhindarkan. Masalahnya bisa sangat beragam, mulai dari berebut mainan, merusakkan mainan, berbeda pendapat, tersinggung dengan omongan teman, posesif terhadap teman dan sebagainya. Akibatnya pun bisa beragam, dari mulai saling mendiamkan, saling mengejek, atau bahkan sampai berkelahi.

Ajarkan anak-anak untuk tidak menghindari konflik, tetapi mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang baik. Menghindari konflik karena takut hanya membuat pribadi anak menjadi permisif, takut mengekspresikan diri, bahkan tidak percaya diri. Anak bisa mengatakan "Aku tidak suka" atau "Aku tidak mau" diperlakukan seperti itu, misalnya. Prinsipnya, ajarkan anak untuk menyelesaikan konfliknya. Bila anak salah, ajarkan untuk secara ksatria meminta maaf, seperti yang dilakukan Dodi pada akhirnya. Apabila teman sudah meminta maaf dengan tulus, ya dimaafkan, agar persoalan segera selesai dan dapat bermain bersama dengan nyaman.

Dalam sebuah konflik, dibutuhkan sebuah resolusi, masalahnya resolusi tidak bisa didapat bila kedua belah pihak bersikukuh merasa paling benar. Berbeda pendapat adalah hal yang wajar, yang penting tidak memaksakan pendapat tersebut pada orang lain.

ines, 16 juli 2012

0 komentar:

Posting Komentar